Minggu, 24 Agustus 2008

Cinta Yang Tidak Diekspresikan

Apa yang kamu pikirkan ketika pertama kali kamu membaca judul di atas?

Aku menulisnya ketika teringat pernyataan tersebut dari seorang ustad muda dalam suatu forum. Aku merenung agak lama, mencoba mencari makna dari pernyataan tersebut. Karena, toh kita tidak bisa berpura-pura tidak tahu bahwa sebagian besar dari teman-teman kita (bahkan mungkin saja termasuk diri kita), mengekspresikan apa yang disebut penyakit merah jambu itu dengan berlebihan. Bahkan sekarang cenderung arogan! Tidak malu-malu mengungkapkan apa yang menurut mereka memang hal yang sewajarnya dan sepantasnya terjadi. Ungkapan yang (bisa dibilang) mungkin lebih pantas disebut dengan obsesi untuk memiliki, nafsu, hasrat atau apalah namanya. Tentu saja hal tersebut masih menjadi polemik, baik dari si pelaku sendiri, masyarakat religi, hingga kaum adat yang masih menganggap fenomena tersebut sebagai hal yang tabu.

Lantas, jika cinta tidak diekspresikan? Seperti apa rasanya?

Entahlah, aku sendiri kurang mengerti.

1 komentar:

Fraga mengatakan...

aq mengerti....feel bad