Minggu, 15 Juni 2008

Nasib Si Anggun

Kalo Mas Rizal (akuntansi 05) pernah membuat SWOT analysis diblognya (tenangadarizal.blogspot.com), sekarang aku pengen juga membuat SWOT analysis soal kenaikan harga BBM..
Hah..BBM naik?! udah lama kali! dan juga udah bisa diprediksi bakal naik lagi meski tidak dalam waktu dekat..
Antara setuju dan tidak, akhirnya aku memilih untuk legowo..
Secara aku juga masih kuliah dan belum bisa berkontribusi apa2.. (halah!)
Aku juga enggan mengikuti aksi yang dilakukan oleh beberapa temanku soal kenaikan BBM kemarin..
Dikatakan itu sebuah "aksi" karena mereka protes kalo aku menyebut "hal2 yang lumrah dilakukan ketika rakyat merespon negatif kebijakan pemerintah" itu sebagai demo..
*No comment!*

Balik lagi ke topik, apakah kenaikan BBM ini secara signifikan mempengaruhi kehidupan diriku sebagai anggun (anak gunung)?

Mari kita mulai SWOT analysisnya :

Strenght :

  • Aku termasuk orang yang malas bepergian. Rumahku yang cenderung jauh, membuat aku lebih suka bepergian ke berbagai tempat dengan sekali jalan so nggak bolak-balik (ngirit bensin gitu!)

Weakness :

  • Sayangnya, aku termasuk the most wanted person! (versiku) hehe! Banyak banget agenda yang harus dipenuhi dan semuanya dilakukan di luar rumah. So, mau nggak mau harus mobile soalnya kalo nggak gitu mesti dicari2.. Biasa..orang penting! Hahahahahaha
  • Sepertinya aku terlalu banyak mengambil job bahkan posisi penting dalam sebuah pekerjaan yang nggak mungkin tergantikan (narsis!) dan lagi2 aku harus keluar rumah untuk menyelesaikan semuanya sebelum telat!
  • Rumahku yang cukup jauh yaitu di jalan kalirang km 13 (anggun banget khan?)
  • Nggak ada tebengan! Beda banget sama SMA dulu yang sukanya nebeng motor orang lewat (eh, serius loh)

Opportunities :

  • Banyak kerjaan ternyata menguntungkan!
    Menurutku itu merupakan alasan yang paling logis dan rasional buat ngeles dari pekerjaan lainnya. Ditambah lagi dengan gaya bicara serius, raut mukaku yang polos plus sikap sehari2ku yang sok sibuk, tinggal bilang maaf,aku ada kerjaan lain, maka orang langsung percaya tanpa banyak nanya! Hahahahahaha! Padahal aslinya cuma males keluar aja!
    (Hayo..siapa yang ngerasa kena kibul??) Peace!

Threat :

  • Kalo ibuku make motorku (yang berarti aku harus ngebis bolak balik yang berarti juga ongkosnya sama dengan seliter bensin)
  • Kalo adekku minta jemput
  • Jakal yang semakin ruwet, semrawut, dan macet! Sering banget aku kejebak antrian kendaraan.. (lama waktu berkendara berbanding lurus dengan jumlah liter bensin yang harus dikeluarkan untuk bisa sampai ke tujuan)
  • Aku sering banget berangkat mepet waktu, oleh karena itu aku juga sering memacu kendaraanku hingga kecepatan 80 km/jam (kecepatan maksimum yang pernah aku capai) yang berarti aku harus menggunakan gigi 4 agar motorku melaju dengan performa terbaiknya, secara biasanya aku cuma make gigi 3 pada kecepatan normal mengingat semakin ganasnya medan jakal! Hii…syerem!
  • Motorku yang sepertinya sudah dalam masa akhir umur ekonomisnya


    Hmm..sepertinya tanpa perlu dibahas lebih lanjut, kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan BBM memang secara dramatis mempengaruhi kehidupanku sebagai anggun..
    Bayang pun (hehe..nuke banget!) biasanya bensin seharga 10.000 rupiah bisa bertahan 2 hari, sekarang cuma buat sehari! Sekali lagi, ini dilihat dari sudut pandangku loh..

    Lucunya lagi, semua harga bahan makanan ikut naik!
    Waktu kutanya kenapa jadi mahal, penjualnya cuma bilang "belinya dari pasar udah mahal mbak, lagian bensin naik"
    Lah?! aku bingung!
    Emang sih, aku belum melakukan uji lebih lanjut mengenai penyebab naiknya harga bahan makanan, secara ibuku juga mengeluhkan hal yang sama..
    Tapi kalo naiknya harga makanan karena bensin koq rasanya jadi nggak fair ya?
    Meski emang secara nggak langsung mempengaruhi, tapi emang si pedagang beli bahan2nya di Bandung ya? Baru dijual ke sini? Makanya harga perolehannya pun menjadi mahal..
    Hal itu emang bisa dimaklumi tapi jarang sekali kita menemukan bentuk transaksi seperti yang barusaja aku contohkan..
    Apalagi mengingat transaksi tersebut melibatkan barang yang rentan sekali busuk atau rusak..
    Mending kalo alasan si penjual makanan "harga minyak tanah naik mbak", nah itu baru logis..
    Meski juga kenaikan harga minyak tanah menurutku nggak terlalu ekstrim..
    Lagian rumahku juga masih menggunakan kompor minyak tanah (selain gas dan juga anglo, komplit dah pokoknya!)
    Apaan siy, koq malah ngoceh sendiri..

    Buat yang ngerasa belum bisa mandiri, lebih baik belajar berhemat..
    Upah kerja pun jadi serasa nggak berarti..
    Yang seharusnya benefitnya > kos..
    Sekarang jadi kebalik, gara2 semua pada naik! (tapi koq tinggiku nggak naik2 ya?)
    Hehe!

Tidak ada komentar: