Minggu, 23 November 2008

Kucing Genit

Di rumahku sekarang ada kucing buduk genit. Dia suka lendet2 nggak jelas kalo ada kaki manusia nangkring di dekatnya. Ndempel2 sambil ngusap2in mukanya ke kaki gitu. Pertama kali waktu aku jadi korban kemesumannya, aku kaget! Gila nih kucing genit amat yak? Emang kakiku serupa sama pangeran kucing impiannya ya, koq nyampe segitu genitnya (istilahnya caper gitu). Padahal sepanjang sejarah aku punya kucing, nggak ada tuh riwayat kucing genit yang lebih mirip kucing kalo lagi kena ayan. Udah buduk, genit pula! Ya..Allah, ngaca cing!

Sebenarnya aku bukan penyayang binatang (tapi aku juga nggak benci binatang kecuali bangsa reptile, hiii!). aku kepaksa melihara kucing untuk mempersempit area gerak tikus2 rumahku, biar pindah ke atap semua. Hehe! Aku sih cuma nurut saran ibuku, katanya kucing itu binatang yang paling mudah perawatannya. Nggak repot maeminnya, cukup dikasi nasi campur gereh aja udah bikin dia kayak kucing yang nggak pernah berhasil nyuri ikan di pasar. Nggak perlu dimandiin (emang sejak kapan kucing jadi suka air). Tahan banting (coba deh kucing kamu lempar terus diinjek pasti nggak bakalan knapa2, paling kakimu perih karena dicakar). Kuat disegala medan dan cuaca (kucing bisa tidur bahkan dikolong gudang hampa udara sekalipun). Serius! Aku pernah mergokin kucingku tidur digudang tempat penyimpanan beras yang baunya apek banget padahal tempat itu selalu dikunci setiap harinya dan hanya dibuka saat pagi hari. Hweek!! Bayanginnya aja udah bikin aku sesek napas. Dengan nyamannya dia tidur dengan posisi nglungker di atas karung beras dan hanya ngolet2 nggak jelas waktu kepergok seakan2 udara gudang yang super pengap itu nggak mengganggu pernapasannya selama dia tidur tadi. Subhanallah!!

Mungkin kucing ibarat manusia juga ya? Betapapun berat hidup dia selalu mencari solusi terbaik untuk dirinya. Termasuk dalam hal keturunan. Sepupu jauhku melihara kucing persi di kosannya, secara dia juga anak kedokteran hewan. Bersama pecinta kucing lainnya terjadilah bisnis dalam dunia anak pianak kucing ini.

Di sebuah warung mie ayam, malam hari.

Sepupu jauhku : eh, si Mizu (nama kucingnya) lagi horny nih! Minta kawin dia, bingung aku.

(para penikmat mie ayam lainnya shock)

Another cat lover : ya udah kawinin aja sama punyaku, kebetulan dia juga masih abg so buat belajar gitu.

Sepupu jauhku : wahh..jangan donk kalo cuma buat coba2, yang agak bertanggungjawab sedikit ada nggak?

(para penikmat mie ayam lainnya yang sedari tadi curi2 denger percakapan kami langsung eneg, sapa suruh nguping!)

Another cat lover : mm..ya udah, kawinin aja sama Nino (nama kucing persi yang mau dijodoin sama Mizu) lagi. Tapi kali ini bayar! 300 ribu. Lagian anak2nya pasti bakal bagus2 khan?

Sepupu jauhku : ya ampun mau ngawinin kucing aja bayar?!

(para penikmat mie ayam lainnya langsung menghela nafas lega).

Ternyata dari tadi ngomongin kucing toh. Kirain dunia emang udah sableng, sampe2 ada segerombolan anak muda yang dengan vulgarnya ngomongin hal2 yang menurut mereka tabu itu di depan umum. Pelajaran moral nomer sekian : think before you talk!

Senin, 17 November 2008

Powerless!

Hidup adalah rangkaian cerita kehilangan (weits). Kehilangan cinta, harga diri, materi, dll deh. Tak jarang banyak orang yang merana karena kehilangannya, seperti aku sekarang.

Bukan, aku bukannya merana karena kehilangan sandal kayak orang2 yang habis sholat jumat di masjid loh. Bukan juga kehilangan semangat karena habis patah hati. Tapi lebih dari itu.

Aku..... huhuhuhu!

Aku udah.... kehilangan... (masih) huhuhuhu!

(mencoba mendramatisir)

AKU KEHILANGAN KEMAMPUAN KAPASITAS OTAKKU SODARA2!! Tidakkk!!

Serius! Merasa gagal banget disemester 5 ini (padahal semester2 sebelumnya juga). Ntah knapa, rasanya koq bodooo banget. Malesss banget. Lemottt banget. Dan yang pasti gwoblogh banget..nget..nget! (Untuk yang satu ini tolong jangan percaya2 amat ya teman. Aku juga nggak segitu parah begonya koq, cuma lebai aja) ^^

Ya begitulah, kalo mau kuceritain ke temen2 kampus takut ketauan begonya. Tapi kalo dsimpen sendiri malah jadi stres! Makanya aku ekspose via blog (lah, malah bukannya tambah parah) hehe!

Tapi namanya juga bau pastinya bakal kecium juga. Ternyata temen2 udah tau kalo aku lagi dalam saturation phase (Hahaha..pasti udah kliatan dari tampangku yang semakin oon aja!). So dengan mudah mereka juga ikut membuka aib mereka yang ternyata sama denganku. Daya serap otak mereka juga tidak sehandal dulu lagi. Padahal semester2 akhir gini yang justru malah menentukan nasib kami. Mau cepet lulus ato memilih menjadi hantu kampus.

Hmm..yang penting aku senang! Ternyata aku bukan satu2nya orang bodoh saat ini! Wkwkwkwkwk! ^^

Kamis, 06 November 2008

Just read!

Apa sih yang paling bisa bikin kamu bahagia?

Punya duit banyak? Teman melimpah? Disayang ortu? Lulus kuliah cepet dengan predikat cum laude? Ato dapet jodoh super baik?

Hmm..impian semua orang tuh.. Tapi belum lama ini aku ndapetin sebuah pengalaman yang menurutku layak untuk kubagi ke pembaca setia blogku.. (emang ada?)


Akhir2 ini bawaanku bete melulu.. nggak semangat kuliah, males belajar, takut ketemu anak2 SEF karena kalo ketemu mereka jadi keingetan proker yang belum beres, pokoknya malessss bwanget!

Nah, begitu juga perasaanku waktu inget kalo dapet jatah presentasi audit di minggu pertama setelah mid.. Tentang invastasi sekuritas pula! Omaigat!

Ntah knapa ada yang berbeda sama presentasi satu ini. Pertama, ini tentang audit. Bayangkan! Nggak banget khan? Kedua, kami (aku dan teman2ku) bakal bahas soal siklus investasi sekuritas yang celakanya waktu dulu kuliah manajemen keuangan aku sama skali nggak minat sama topik bahasan ini (bukannya emang nggak pernah minat kuliah ya, hehe). Ketiga, sang dosen pengampu mata kuliah ini adalah orang yang ku kenal, so itu berarti aku juga nggak boleh semabarangan bikin presentasi khan? Bisa jelek imejku! Triple omaigat!!! (dengan hati hancur lebur penuh harap2 cemas mencoba untuk optimis)

Pertemuan pertama waktu membahas presentasi ini begitu membosankan. Kami sama2 bingung soal apa aja yang perlu dibahas dipresentasi nanti. Yahh..secara otak masih shock dengan ujian yang baru saja kami lewati, tiba2 udah dipaksa suruh mikir beginian. Karena dirasa keadaan nggak representatif, kami janjian buat nglanjutin presentasi ini lusanya. Dan untuk kedua kalinya, kami masih dibingungkan batasan topik yang akan kami bahas. Dan untuk yang kedua kalinya pula kami nyerah! Pertemuan ketiga, kami masihhhhh saja berkutat dengan batasan topik tersebut! Haha! Bukan berarti kami payah, tapi karena instrumen sekuritas itu banyak banget dan rumit! Apalagi ini harus dihubungkan dengan proses audit. Pastinya kamu sendiri nggak mau mbayangin (emang nggak usah dibayangin).

Karena mentok padahal presentasi tinggal bsok pagi. Kami udah punya niat buat memberikan hasil presentasi kelompok tahun lalu tentu saja dengan topik yang sama. Dasar niatnya udah jelek, ternyata kami sendiri justru malah dibingungkan dengan presentasi tersebut. Hwaaaa..desperate!! serius!

Ternyata Allah emang baik, lewat seorang dosen manajemen kami meminta bantuan. Tiba2 saja kami mendapatkan pencerahan dengan konsep2 dan aplikasi yang beliau jelaskan. Semangat kami terbakar kembali, halah! Kami mencoba menghubung2kannya dengan proses audit. Mencermati apa saja titik kritis yang perlu diwaspadai oleh auditor. Ternyata mencari link antara sekuritas dan pengauditan itu susah2 gampang! (banyakan susahnya daripada gampangnya). Sampai larut malam kami begadang membuat presentasi ini. Timbul ketakutan tersendiri bagi kami bahwa presentasi bsok akan berjalan lancar melihat kenyataan yang terjadi.

Keesokan harinya dengan wajah yang dipaksa untuk cerah dan sumringah (setelah kelelahan begadang), kami maju presentasi. So far so good. Respon dari dosen pun baik dan cenderung fantastis jika mengingat respon yang diberikan beliau pada presenter2 sebelum kami. Kami semakin mantab dan yakin bahwa presentasi yang kami sajikan telah lebih dari cukup, meskipun banyak pertanyaan dari temen2 yang seringkali membuat kami kewalahan menjawabnya.

Wahh..presentasi kalian bagus sekali! Begitu salah satu komentar dari temanku setelah kami menyelesaikan presentasi kami. Terharu, senang, bercampur lega. Kami panjatkan syukur yang tak terkira (hehe..lebai)

Pertanyaannya :

Kenapa sih kami harus bersusah payah membuat presentasi ini? Padahal presentasi biasanya cuma standar2 aja dan bahkan cenderung membosankan untuk sekedar didengarkan.

Hmm..sebenarnya kita mau repot2 seperti ini bukannya untuk memperumit masalah tapi lebih dari itu kita ingin membuatnya jadi spesial.

Nah, mari buat hidup kita terasa spesial juga!

Dan semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, amin.. (hehe..nggak nyambung bgt yaa) ^^