Rabu, 16 Desember 2009

Hal yang paling tidak boleh disebut namanya

Akhir-akhir selalu ada pertanyaan yang annoying buatku. Nggak banget deh! Dan sebenarnya juga nggak layak buat ditanyain, karna sangat menyakitkan hati jika diungkit. Gimana skripsinya? atau Udah sampai bab berapa? Aku juga jadi gampang senewen kalo ada temen nanya dengan kata tanya “Gimana?” (doank). Karna aku tau banget kalo yang ditanyain itu mesti menjurus ke skripsi. Duh! Dan yang paling bikin miris kalo anak2 angkatan bawah yang masih bau bawang itu ikutan nimbrung kalo pas merpus. Baru belajar buat pendadaran ya mbak?

*dengan bahasa loe-gue*

Omaigat, loe kira gue tiap hari merpus itu buat belajar? Salah! Gue cuma pengen ngenet gratis, karna dirumah kagak ada sambungan internet. Oke?!

Sumpah sakit ati banget aku kalo “hal yang paling tidak boleh disebut namanya itu” diungkit. Apalagi jika diucapkan oleh orang-orang yang belum pernah mengecap asam garam di dunia “hal yang sebenarnya tidak boleh disebut namanya itu”.

*dengan bahasa loe-gue (lagi)*

Loe pikir gampang bikin skrips---?!

Setelah program penggemblungan dan penggemukan diri di KKN selesai. Kukira hidupku akan tetap aman, damai dan tentram seperti masa itu (Oh..baru kali ini aku merasa LPPM bermanfaat), karena semester ini aku tinggal mengambil satu makul dan tentunya sudah bisa ikut skrips---.

Ternyata aku terjebak diantara tumpukan pekerjaan yang tak kunjung berakhir. Sebuah lembaga tempatku bekerja malah mendzolimiku dengan sistem birokrasinya yang bisa bikin manusia paling gendut di dunia turun 100 kilo. Belum lagi, pekerjaan sebagai asdos yang ternyata tidak hanya 2 orang dosen saja yang kuampu. Sebenarnya aku suka pekerjaan satu ini. Nambah kenalan dosen, dapet duit, sekaligus bisa nyicil belajar buat kompre. Hehe. Apalagi kalo udah ngajar di kelas. Wuihh..rasanya pengen jadi dosen beneran. Ketagihan! (untuk membodohi mahasiswa). :P

Tapi effort untuk kesemuanya itu juga nggak gampang. Butuh perhatian lebih dan akhirnya harus menyita waktuku (mengikis keinginanku untuk lulus di awal taun nanti). Skripsi pun akhirnya terbengkalai (aku yakin banyak orang yang mengerti perasaanku, meski kondisinya berbeda-beda). Hm..tapi aku pasti akan mengusahakan sesuatu untuk “masa depanku” itu.

Kamis, 30 Juli 2009

KKN Part 2

Berawal dari sebuah program yang nggak jelas tujuannya, baca: KKN alias kluyar-kluyur nongkrong, semuanya dimulai. Kegiatan yang bisa dibilang lebih besar cost dibanding benefitnya. Padahal hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip seorang anak ekonomi kayak aku. Hayahh..

KKN bisa dibilang sebagai ajang pengabdian kepada masyarakat, khususnya bagi penduduk tempat kita berdomisili selama KKN. Tapi KKN kali ini malah menjadi ajang liburan buat aku. Serasa mengikuti program homestay selama 2 bulan di tempat yang benar-benar baru dengan teman yang baru pula.

Pengalaman itulah yang paling berkesan, dimana para peserta KKN harus melakukan adaptasi terhadap lingkungan baru. Tidak hanya dengan lingkungan tempat tinggal, tapi juga dengan orang2 yang tinggal bersama. Bisa dibilang ini bagian yang paling susah. Kelangsungan program sangat tergantung pada kerjasama tim, terutama untuk subunitnya.

Nah, bisa dibilang subunitku ini yang paling kompak (menurut penilaianku). Makan nggak makan yang penting ngumpul. Mau ada program atau nggak, pokoknya ngumpul. Walopun menurut kormanitku, subunitku itu keliatan yang paling jobless, tapi dibikin enjoy aja. Toh yang penting KKN (sesuai tema kita: serius tapi santai), hehe!

Selama kurang lebih sebulan masa KKN, teman2 sepondokan sudah mulai memperlihatkan belangnya berikut taringnya, hehe! Berikut hasil pengamatanku kepada keenam orang teman sepondokanku:

1. Dian: anak pertanian 2005 berkulit putih dan berjilbab. Sepintas kau akan tertipu melihat kekaleman dan kepolosan sikapnya. Padahal dibalik itu, dia memiliki segudang pikiran ‘tidak polos’ yang siap ia lontarkan dengan wajah innocent-nya.

Buang hajat adalah rutinitasnya dipagi hari selepas shubuh dan dia juga penakut terhadap hal-hal yang berbau mistis, seperti hantu dan juga tikussss! (ps: pondokanku gudangnya tikus soalnya, hiiii!)

2. Rian: anak sipil 2006 bersuara nyaring dan cempreng, mirip anak kecil. Panggilan kesayangannya adalah mochi (entah apa maksudnya). Berhubung nggak bisa bawa motor, dia sangat tergantung pada surplusnya jok motor supaya bisa keangkut. Sayangnya, dengan minimnya motor yang ada di pondokan, dia sering menjadi penunggu ‘rumah’ selama yang lain pergi. Kasiann..

Alhasil, dia sering autis sendiri karena kebanyakan nge-game sama laptop kesayangannya si ‘toshi’ yang baru berumur 1 bulan (rupanya dia membeli laptop untuk persiapan kkn, fufu!). Untung dia berbaik hati meminjamkan laptop barunya itu untuk di rayon sama anak2 sepondokan (ini aja aku ngetik pake laptopnya).

Bersama dengan mbak dian, hobinya adalah sms-an dan telpon berjam-jam. Oiya, hal unik lainnya dari dia adalah suka memperdengarkan ringtone sms aneh dari hape-nya. Buatku bunyi khas penjual balon toet-toet adalah ringtone yang paling lucu, menggelikan, sekaligus mbrebeki! (soalnya nadanya kepanjangan)

3. Fauzi: anak pertanian 2005, partner-nya mbak dian. Dia terpilih menjadi kormasit karena tampangnya yang ‘agak’ meyakinkan dibanding yang lainnya (sepertinya modus anak pertanian serupa, bermuka alim, haha!). Kormasit satu ini memang tiada duanya, rajin banget. Enak dikongkon (disuruh2, red), dikibuli, dan dikerjai. Sebenarnya dia emang semi-polos gitu deh.

Berbeda dengan mbak dian, hobinya di tempat KKN adalah plangisasi! Berkelana dari satu dusun ke dusun lain untuk menemukan pujaan hatinya yang lain (istilah bekennya selingkuhisasi). Dia gemar sekali bertandang ke dusun lain untuk sekedar bertemu dengan tambatan hatinya yang baru saja ia dapatkan selama KKN ini, maka itu disebut plangisasi (1 kota untuk 1 wanita). Meski demikian, si pacar (yang sebenarnya) agaknya sudah mencium gelagat buruk dari cowok manis berkulit gelap ini. Hubungan yang sungguh pelik.. Ckckck. (Itu sih bukan semi-polos lagi namanya)

4. Wicak: anak ekonomi 2006, jurusan manajemen. Berperawakan jangkung dengan perut yang sedikit buncit, hehe! Idola bagi anak2, karena setiap harinya ia diperbantukan menjadi tenaga pengajar segala mata pelajaran di sebuah SD.

Dia partnerku sekaligus sopir pribadiku. Secara dia lagi keranjingan belajar naik motor, jadi ya aku berdayakan aja. Meski pada akhirnya aku dan si ‘bandol’ (motorku) jadi korban pertama yang jatuh selama dia bisa naik motor. Huhu..nasib!

Cowok iseng satu ini, hobinya nyariin aku jodoh. Mungkin karena dia udah berhasil menemukan tambatan hatinya, makanya dia jadi pengen berbagi kebahagiaan sama aku (hm..aku jadi curiga, jangan2 itu cuma kedok karena rasa bersalahnya udah jatuhin motorku).

Selain Angger, dia termasuk yang (menurutku) juga pandai memahami kaum hawa. Hm..boleh nih, aku rekomendasiin ke simbah buat jadi ‘another prince charming’, fufu! (baca: anggasimbah.wordpress.com)

5. Hannung: anak geofisika 2006 yang ku temukan lewat sebuah situs pertemanan. Seorang sahabat pena yang kurang lebih selama 3 tahun ini hanya ku kenal lewat dunia maya, akhirnya bertemu untuk pertama kalinya dalam sebuah program nggak jelas bernama KKN.

Hobi cowok cungkring ini adalah tidur. Nggak peduli ada kebakaran, hujan badai, atau penjarahan, dia akan tetap anteng tidur di kasur kamarnya. Day and night! Pernah suatu kali, kormabid menjenguknya karena mendengar si anak buah jatuh sakit. Rupa2nya itu hanyalah kedok agar bisa beristirahat lebih lama, padahal sakitnya sendiri udah sembuh beberapa hari yang lalu (emang nggak pegel ya, tidur mulu).

Satu hal yang paling ditakutinya hanyalah si pacar. Begitu mendengar dering telpon dari si ‘dia’, otomatis dia akan terbangun. Sungguh alarm yang mujarab!

6. Puguh: anak farmasi 2006 yang phobia nasi. Heran juga aku, padahal bentuknya nasi khan imut. Bagian mananya yang menakutkan?

Cowok distro (begitu Wicak memanggilnya) yang tampang lumayan-nya bisa bikin geger kampung ini, memang menjadi idola bagi gadis2 yang tergolong masih polos. Bersaing dengan kepopuleran Wicak, kehadirannya bagai kentut atau bisa dibilang mirip jailangkung, datang tak dijemput pulang tak diantar. Dia termasuk anak yang jarang stay di pondokan. Maka tidak heran jika para gadis bau kencur itu (emang beneran bau kencur?) selalu merindukan sosoknya. Yahh..asal nggak buat ‘plangisasi’ kayak Fauzi aja, masih kecil2 soalnya, hehe!

Mirip dengan Hannung, dia gemar sekali termangu dalam kamar sambil sesekali mengecek hape. Selidik punya selidik, rupanya dia ketakutan jika putri kecil-nya ngambek cuma gara2 lama bales sms. Sampe2 dia sering susah sendiri kalo udah bludrek. Hm..kayaknya di pondokanku butuh asosiasi suami2 takut istri nih. Fufu!

Kamis, 16 Juli 2009

KKN Part 1

Ini udah masuk minggu ketiga masa KKN. Masa yang seharusnya buat seneng2 (karena tema KKNnya sendiri emang nggak jelas), malah jadi musibah buat kita 1 sub unit. Pasalnya, setelah 2 minggu mengalami kehampaan dalam hidup, ternyata terjadiah apa yang paling ditakutkan semua orang. Kehilangan waktu tidur siang! Bukan, bukan karena program2 KKNnya. Tapi karena tiap pagi, siang, sore, bahkan malam, aku harus meladeni anak2 ecil yang stiap harinya maen ke pondokanku. Mereka sangat hiperaktif. Lari2 kesono kemari, teriak2, minta ini itu, sambil sesekali merajuk minta gendong (emang aku mbah surip).
Sebenarnya mereka itu adalah anak2 didik TPAku. Ntah knpa, mungkin salah didikan di TPAnya (jadinya malah Taman Pendidikan Ajojing), makanya jadi beringas gtu. Huhu!

Parahnya, temen2 satu sub unit selalu memasrahkan urusan precil2 itu kepadaku. Mentang2 TPA termasuk program dari klusterku. Dan yang bikin tambah marmos, mereka (si precil2 itu) emang lebih demen maen bareng aku. Karena hanya aku satu2nya yang mau bermaen bersama mereka (p.s: sekali lagi itu karena terpaksa). Kalo udah gitu, temen2 satu sub unit puassss banget ngekek sambil leyeh2 sembunyi di pondokan biar nggak ikutan diajakin maen. Uugh..tobat!
*awas kalian*

Ya sudahlah, aku tetep nikmatin aja. Meski ancur lebur badanku setelah itu, cuapek banget (aku bahkan sempet sakit loh setelah berusaha menjadi baby sitter yang baik bagi mereka). Itung2 latihan jadi ibu. Hm.. aku jadi kangen adek2ku di rumah. Apa kabar ya?

Selasa, 30 Juni 2009

Homesick

Besok aku kkn. Tapi belum apa2 aku udah homesick gini.
Nggak mau ninggalin rumah, nggak mau pisah dari adek2ku (walopun mereka sering berantem dan berisik, sampe bikin aku dan ibuku pusing).
Mana sekarang aku lagi flu berat. Ohh..tidakk!
Pastinya selama 2 bulan ke depan aku bakal kangen banget sama mereka. Huhuhu..

Hm..tapi aku akan berusaha menjadi anak yang mandiri bersama teman2 baruku nanti.
Semoga 2 bulan yang bermanfaat, amin! ^^

*sebenernya aku lebih takut sama masa setelah kkn, skripsi sudah menunggu! huhu*

Rabu, 20 Mei 2009

Kembar?


Buat orang2 yang selalu bilang kami kembar. Bagian mananya si yang mirip? Kok aku tidak bisa mengenalinya ya..

PS: aku kasi duit 100 juta*, kalo bisa nyebutin kesamaanku sama nisia (yang signifikan loh)..
*100 juta dicicil untuk 1000 abad, haha!

Wisuda

Kemarin adalah hari yang membahagiakan. Hari wisuda bagi kakak-kakakku setelah 3 tahun lebih mereka menimba ilmu. Sedikit terharu juga, mengingat selama ini aku selalu dibantu oleh mereka. Mereka adalah dosen-dosen dadakan yang selalu kurepotkan saat aku kesusahan dalam belajar. Terkadang mereka pun bisa menjadi sahabat baik, yang selalu bersedia mendengar keluh kesahku dan memotivasiku saat aku sedang bersusah hati. Huhu..terus kalo kalian pergi, ntar aku ngadu ke siapa donk?


Tapi dari lubuk hatiku yang paling dalam, kuucapkan selamat atas kelulusan kalian.

Kudoakan agar kalian selalu dimudahkan dalam setiap langkah perjuangan, amin.

Taun depan, insyaAllah aku nyusul deh! ^^

Senin, 11 Mei 2009

Lucky Seven

Bulan mei ini secara resmi rumahku akhirnya punya nomer juga. Horee! Secara selama ini, aku masih tinggal di rumah tak bernomer, hiks! Serasa udah punya balita tapi belum punya akte kelahiran. Kesannya kok serem aja gitu. (Hehe..itu sih lebai)
Banyak juga pengalaman yang terjadi karena rumahku yang tanpa identitas ini. Misalnya kalo temen2ku mau dateng berkunjung, padahal mereka belum tau rumahku. ”Rumahmu nomer berapa nid?” wahh..kalo udah gitu, aku pasti langsung ngejelasain ancer2nya dengan detil dan seksama biar temenku itu nggak nyasar (secara rumahku g bernomer gitu). Untung aja, rumahku tergolong yang mudah dicari, soalnya di pinggir jalan raya persis.
Tapi yang paling kasian dari semua itu adalah pak pos ato kurir pengantar paket. Kebanyakan dari mereka (ato malah semuanya) mesti pada kesasar. Kalo udah gitu, aku cuma bisa cengar-cengir ke mereka, ”sulit ya pak nyari alamatnya?” tanyaku iseng. ”Nggak kok mbak, cuma sempet salah alamat 3x tadi”. Wekekekek!
Pernah juga di suatu siang, ada pak pos yang nganterin paket sambil ngeluh ”makanya mbak, paling nggak rumahnya dikasih papan nama biar gampang saya nyarinya”. Huhuhu..maaf ya pak.. Aku jadi nggak enak hati, karena kliatan jelas dari wajahnya yang berkeringat kelelahan (dan tentunya dengan sedikit emosi). Sudah pasti si bapak sedari tadi berusaha keras nyari alamat rumahku yang sok misterius ini.
Sebenarnya program penomeran rumah ini ada karena usul dari para pemuda-pemudi di dusunku. Dan sebagai penyempurnanya, dibuat juga nama2 gang (padahal jelas2 cuma ada satu gang di dusunku, aneh2 aja). Hmm..kok rasa2nya aku seperti hidup di desa jaman majapahit ya.. Tak mengenal nama jalan dan tak bernomer pula rumah2nya. Seperti desa tertinggal saja.
Yang jelas sekarang rumahku udah bernomer. Seven. What a lucky number! Semoga manusia-manusia yang hidup di dalamnya juga mendapat keberkahan yang sama ya.. Amin!

Naik Gunung


Dari dulu aku pengen banget naik gunung, rafting, caving, ato panjat tebing, pokoknya semua kegiatan2 yang biasanya dilakuin sama anak2 pecinta alam (meski nggak tau manfaatnya apa, hehe!). Satu-satunya olahraga khas anak pecinta alam yang pernah kulakuin adalah tracking, dan jujur saja aku jadi ketagihan buat ngrasain berbagai olahraga ekstrim lainnya.

Pernah juga aku nyobain parasailing waktu di Bali dulu. Sejauh mata memandang cuma ada laut dan saking tingginya sampe bisa ngliat bumi yang bulat! Wow! Rasanya puasss banget! (Sempet jorji juga bakal jatuh ke laut, soalnya aku nggak bisa renang, hehe!).

Belum lama ini, aku membaca mading sebuah komunitas pecinta alam dikampusku (PALMAE). Di sana diceritakan tentang perjalanan para anggotanya ke gunung lawu beserta dokumentasi berupa foto2 yang sumpah bikin aku merana karena iri, hiks! Aku sendiri jadi ikutan larut dalam cerita perjalanan mereka yang tentunya bukan tanpa masalah. Medan yang berat, cuaca yang nggak mendukung, dan belum lagi hal2 yang terjadi di luar dugaan, seperti sakit, rute pendakian yang ditutup. Dan untuk membayangkan bagaimana rasanya saja sudah membuatku sangat bersemangat! Sayang, aku tidak sefleksible itu.

Maksudku, aku nggak setega itu ninggalin keluargaku untuk melakukan hal2 yang menurut mereka berbahaya. Bukan, bukan karena aku manja. Tapi cuma nggak pengen aja ngliat mereka cemas. Padahal aku ngrasa mampu untuk melakukan kegiatan2 ekstrim itu (tentunya dengan ikut pelatihannya dulu) dan nggak ada hal lain lagi yang perlu dicemaskan. Sehat dan siap, itu kuncinya!

Buatku, kegiatan2 semacam itu adalah liburan yang sebenarnya. Bukan nonton, ato sekedar hangout di kafe ato shopping di mall. What a boring place!

Selain menyenangkan, kegiatan2 ala anak pecinta alam pastinya menyehatkan badan dan menyegarkan pikiran. Hmm..kapan ya aku bisa menyalurkan bakat radikalku ini? Fufu!

Ok, nikmati harimu! ^^

Jumat, 01 Mei 2009

Pusing Nyari Topik Skripsi

Sebenarnya aku mosting blog ini pake komputer perpus skalian nyari2 bahan buat skripsi gitu. Wekekek..menyalahgunakan fasilitas!
Aku juga bingung knapa aku udah mulai pusing nyari2 bahan skripsi, padahal aku juga nggak terlalu buru2 pengen lulus. Yang penting nggak lebih dari 4 taun aja, itu udah alhamdulillah.

Hm..ini pasti gara2 senin kmaren aku nemenin mas wisnu (akuntansi 05) yang mau pendadaran, makanya jadi sok prepare gini. Habisnya, kakak2 (yang ikutan nimbrung nyemangatin mas wisnu pendadaran) kemaren pada usil sih. Katanya, Kalo nggak dipikir dari sekarang ntar kamu pusing sendiri loh, minimal dicicil, nyari2 topiknya dulu. Biar habis kkn, bisa langsung fokus skripsi. Kalo berhasil, November nanti kamu bisa jadi lulusan tercepat loh..

Wow!
Aku langsung berapi-api!
Bukan mupeng jadi mahasiswa lulusan tercepat (sungguh aku tidak sebrilliant itu), tapi karena sugesti yang baru aja dikasi sama kakak2.
Well, jadilah aku sekarang browsing2 di internet.
Dan ternyata, mencari topik skripsi itu susah2 gampang.
*banyakan susahnya, daripada gampangnya*
Hiks!

Ok, kembali ke niat awal (mencari topik skripsi) ^^

Senin, 09 Maret 2009

Do not be late, ok?!

Ohoho..hari ini aku mengalami kejadiaan yang menyebalkan. Pasalnya aku telat mengikuti seleksi tes kandidat asisten keuangan di sebuah lembaga bahasa kampusku. Ini udah yang kedua kalinya, setelah sebelumnya aku juga gagal ikut seleksi tahap kedua Astra Workshop Program cuma gara-gara telat buka imel! WOW!!
Tapi sumpah itu bikin bete banget, apalagi kalo dari awal emang udah niat buat ikut. Sama sekali bukan faktor yang disengaja. Ini murni karena takdir! You know what I mean khan? (fufu..membela diri sambil meyalahkan keadaan).

Yahh..tapi pada dasarnya telat itu memang merugikan. Salah-salah malah kita yang kena. So guys, sebisa mungkin jangan pernah telat yaa.. Itu penting buat mengatur mood kita sebelum acara yang sebenarnya dimulai. Kalo perlu datang satu jam lebih awal. Percayalah, itu akan lebih baik daripada kamu harus membuang kesempatan baik hanya gara-gara kamu teledor!

*serious*

Minggu, 08 Februari 2009

Kenali Kecerdasanmu

Banyak sekali hal menakjubkan terjadi dalam hidup kita. Kadang kala malah di luar nalar, hal-hal yang semestinya terjadi malah tidak terjadi. Seperti cita-cita menjadi dokter di masa kecil, tapi nasib mengharuskanku untuk menjadi calon akuntan (beda jauh khan?). Begitu keterima beneran di akuntansi, malah jadi bingung sendiri (secara ngitungin duit maya tiap hari! Mending kalo duit beneran apalagi milik sendiri, hoho!). Makanya kenali dulu bakat dan minatmu, sebelum memilih suatu jurusan apalagi cita-cita! Tanpa melalui tes IQ, sebenarnya kamu udah tahu bakatmu dari hobi atau kebiasaan yang kamu lakukan kok. Dalam sebuah buku1 yang barusaja kubaca (untuk yang kedua kalinya), aku menemukan hal menarik untuk diulas. Profesor dari Harvard, Howard Gardner, yakin bahwa setidaknya ada sepuluh kecerdasan, atau bahkan lebih (karena teori tentang kecerdasan majemuk terus berkembang). Lantas, kecerdasan mana yang kamu punya?

  1. Kecerdasan linguistik. Kamu merasa asik dengan kegiatan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara, dan kamu melakukannya dengan santai. Kamu suka menghafal informasi dan menambah kosakata, dan mungkin kamu adalah seorang yang jago bercerita.
  2. Kecerdasan musikal. Kamu bisa mendeteksi ritme, pola, dan tempo pada hal-hal yang tampaknya tak memiliki faktor-faktor tersebut, seperti kicauan burung, suara jengkerik, dan bahkan musik tempo dulu yang disukai orang tuamu. Kamu bisa ”mendengar” nada dan titinada, dan mungkin kamu punya bakat dalam memainkan satu alat musik atau lebih, baik itu hanya dengan mendengarkan maupun lewat instruksi. Kamu bisa jadi suka banyak jenis aliran musik.
  3. Kecerdasan logika-matematika. Kamu secara naluri meletakkan segala sesuatu di tempatnya dan mampu memahami penjumlahan yang sering kali di luar kepala. Angka dan rumus matematika adalah hal sepele bagimu, dan kamu gandrung dengan permainan yang menantang otak, permainan logika, game dan komputer.
  4. Kecerdasan visual-spasial. Kamu langsung tahu kalau sebuah bangunan (atau lukisan atau orang) kurang simetris. Kalau kamu atlet, kamu bisa menentukan dengan hampir sempurna berapa derajat yang dibutuhkan untuk mencetak angka pada permainan hoki atau bola basket. Kamu mampu secara mental memutarbalikkan bentuk-bentuk yang rumit, dan kamu bisa menggambar apa pun yang kamu lihat. Kamu jago membongkar dan merangkaikan kembali barang-barang, dan kamu demen game.
  5. Kecerdasan tubuh-kinestetik. Kamu jago menangani dan memanipulasi objek, dan kamu mampu menggerakkan tubuh dengan anggun dan santai. Kamu suka sekali melatih tubuh hingga mencapai kondisi terbaik, dan kamu mungkin bisa menirukan orang lain dengan sempurna. Kamu mungkin berbakat, dalam satu jenis kerajinan tangan atau lebih, seperti memahat, menenun, menjahit.
  6. Kecerdasan interpersonal. Kamu bisa memahami orang lain dengan mudah, mengetahui suasana hati dan perasaan mereka. Kamu seorang pemimpin alami dan mediator yang andal. Kamu bisa menghentikan pertengkaran antara dua temanmu dan masih bisa menjalin hubungan yang baik dengan keduanya.
  7. Kecerdasan intrapersonal. Kamu paham betul tentang dirimu sendiri. Kamu amat mengerti akan perasaan, mimpi, dan ide yang kamu miliki, dan kamu setia pada sasaran hidupmu. Orang-orang mungkin bilang bahwa kamu ” bukan dirimu yang sebenarnya”. Kamu suka menulis catatan harian.
  8. Kecerdasan naturalis. Kamu merasakan adanya kaitan yang dalam dengan jagat raya dan penghuninya (tumbuhan dan binatang). Kamu suka meneliti dan mengamati dunia luar.
  9. Kecerdasan eksistensial. Kamu suka sekali dan punya bakat bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan sulit, seperti hakikat hidup dan mati, siapa kita sebenarnya, kenapa dunia bisa tercipta.
  10. Kecerdasan spiritual. Kamu amat sensitif dan memiliki minat pada hal-hal yang bersifat spiritual dan religius. Kamu mengalami pengembaraan spiritual dan pencerahan. Kamu bisa merasakan ”kehadiran” mahluk lain.

Nah lo, sekarang bingung khan sebenarnya bakatmu ada di mana? Soalnya dari sekian banyak kecerdasan yang diulas di sini, bisa saja kita masuk ke dalam beberapa kategori kecerdasan tersebut (termasuk aku, hehe). Tentunya bahasan di atas juga sesuai untuk para orang tua yang sedang berusaha mengenali bakat putra-putrinya. Mudah-mudahan bermanfaat! ^^

1 Espeland, Pamela. 2003. Buku Pintar Remaja Gaul. Bandung: Kaifa.

Selasa, 03 Februari 2009

Nida di mana

Tau lagunya Dinda Di Mana khan? Itu loh, yang dinyanyiin sama Katon Bagaskara di era 90-an. Nah, aku punya obsesi tersendiri sama lagu itu.

Mm..mm..

(malu ngomongnya)


mmmmmmmmm.. (hehe..masih malu)


mmmmmmmmmmmmmmmm.... (udah buruan ngomongnya!)

mm..jadi begini, aku punya obsesi buat ngganti nama Dinda di atas jadi Nida. Hehe, ngarep banget khan, bin nggak penting! Kayaknya romantis aja gitu kalo ada yang nyanyiin buat aku. Mwahahahaha! Saking mupengnya, sampai-sampai ringtone hapeku kupakein lagu itu. Hehe! Lagian mirip-mirip juga khan namaku sama Dinda. (beruntung banget si Dinda dibuatin lagu, jadi iri. Hiks!).




Nida di manakah kau berada?

Rindu aku ingin jumpa

Meski lewat nada...


Perhaps someday.. (dream on!)


*btw, kalo ada yang mau repot2 menciptakan lagu baru atau menggubah lagu tersebut dengan nama Nida dengan senang hati aku akan menerimanya, haha! ^^

Selasa, 27 Januari 2009

Lebam di tubuh

Akhir-akhir ini aku dapet pengalaman aneh. Bukan, bukan ketemu dedemit atau sejenisnya. Tapi kalo aku bangun tidur, aku sering mendapati tubuhku penuh lebam. Serius! Terutama dibagian tangan dan kaki. Memar gitu. Anehnya, sebelumnya aku nggak merasa pernah jatuh, kejedot, kesodok atau ngalamin kejadian-kejadian lain yang bisa bikin tubuhku lebam gini. Masak iya, aku tidurnya over acting? Berontak sana, berontak sini. Rasanya kok nggak mungkin buat orang sekalem aku. Hehe!

Hmm..aku jadi curiga sama ibu dan kedua adekku nih. Sapa tau mereka punya dendam pribadi ke aku. Trus waktu aku tidur mereka sebenarnya melakukan upaya pembunuhan diam-diam terhadap aku yang imut ini (tega banget sih). Mungkin aja selama tidur aku digebukin pake balok, ditimpukkin batu kali, atau dibekap pake bantal biar nggak bisa napas! (wahh2..ketauan maniak film sadis nih).

Atau jangan-jangan, malah aku yang melukai diriku sendiri. Kalo diliat dari kemungkinan apa yang telah dilakukan ibu dan kedua adekku sih mungkin aja, keturunan psiko! Hehe!

Aku nggak merasa kesakitan pas tidur. Juga nggak ngerasa pernah jatuh sebelumnya. Jadi aneh aja kalo tiba-tiba muncul lebam gitu. Cepet ilang sih, tapi juga cepet muncul lagi. Biasanya kulit disekeliling lebam tadi bakal menguning, mirip kalo kulit lagi dikasih revanol (itu loh, obat pengering luka). Ya..semoga ini cuma ketakutanku aja. Bisa aja lebam tadi cuma efek dari kecapekan biasa.

Kalo ada pembaca yang tau atau pernah punya pengalaman serupa, mohon bantuannya ya.. Lewat komentar atau cbox juga boleh, tapi kalo agak private bisa dikirim via imel ke andprasetya@gmail.com. Ditunggu responnya ya.. Makasi.. ^^

Sabtu, 24 Januari 2009

Tentang SEF..

Kupersembahkan untuk adik-adikku yang sedang berjuang..

Sebenarnya baru beberapa jam berselang dari muktamar VIII SEF sewaktu mengetik postingan ini. Entah kenapa rasanya ada yang hilang (ceile) ketika menyadari bahwa diri ini tidak lagi menjadi bagian dari SEF. Mungkin karena hampir selama tiga tahun ini aku dibesarkan dalam sebuah keluarga yang bisa bikin aku homy banget selain di rumah.
SEF adalah sebuah lembaga keilmuan yang mengkaji tentang ekonomi islam (ekis). Meskipun demikian, orang-orang yang berada di dalamnya bisa beraneka ragam. Dari hanya yang sekedar ingin tahu, sedikit mengerti tentang ekis hingga golongan yang memang ingin berkontribusi nyata dalam kehidupan melalui ekis ini. Keanggotaannya juga tergolong fleksible karena tidak hanya terbatas pada muslim tapi kepada siapa saja yang memang tertarik untuk tahu bahkan mendalami ekis. Semuanya sama, meskipun untuk urusan yang krusial harus tetap di amanahkan kepada sesama muslim (Ahh..itulah indahnya islam! Hanya Allah lah yang berhak menentukan ketakwaan seorang manusia, meskipun dia telah beriman).
Menjadi SEFer sebenarnya hanya bermula dari ajakan kawan (tapi dianya sendiri malah ngilang di tengah jalan, dasar!). Nggak ada niatan untuk berorganisasi apalagi mempelajari ekonomi islam. Sebelumnya, di masa sekolah aku lebih suka ikut ekskul yang dirasa lebih bebas dan nggak terikat komitmen aneh-aneh (hanya untuk memenuhi nilai rapor). SEF adalah organisasi pertamaku.
Di sini aku bertemu orang-orang yang luarr biasa! Teman-teman yang solid, ilmu yang bermanfaat dunia-akhirat serta pengalaman hidup yang mengesankan! Semua menjadi pelajaran yang tak ternilai! (lohh..kok jadi lebai gini).
Satu hari..dua hari..tak terasa 2 tahun lebih membersamai SEF. Tiga kepengurusan yang berbeda memberi warna yang berbeda pula. Tapi semua punya tujuan utama yang sama. Warna-warni itulah yang membuat SEF lebih hidup. Setiap pergantian kepengurusan, corak agak sedikit diubah, demi terus melakukan perbaikan untuk SEF.
Terlepas dari program-program kerja yang telah dijalankan, setiap organisasi termasuk SEF pasti mempunyai budaya. Budaya inilah yang belum terlihat dari SEF. Sebagai organisasi keilmuan, budaya keilmuan orang-orang yang berada di dalamnya belum menonjol. Orang-orang SEF lebih ‘asyik’ menyelenggarakan kegiatan-kegiatan. Justru peran sebagai EO lah yang masih menonjol.
Satu budaya lagi yang perlu disoroti. SEF merupakan organisasi dakwah, meskipun berbeda dengan SKI. Identitas sebagai organisasi dakwah ini tidaklah mudah untuk disandang. Dari hal ini jugalah SEF menuai banyak kritikan. Orang-orang di dalam SEF dirasa belum mencerminkan keberadaan SEF sebagai organisasi dakwah.
Entah hanya perasaan, atau benar terjadi. SEF dirasakan oleh banyak anggota terlalu banyak kegiatan. Idealnya setiap anggota harus bisa menjalankan semua kegiatan tersebut. Dalam kenyataan, tidak semua kegiatan bisa dilakukan secara all out oleh anggota SEF. Sehingga penyerapan atas sesuatu yang disampaikan menjadi kurang maksimal. Anggota yang terlanjur putus asa banyak yang memilih untuk ‘diam’ atau menghilang dari peredaran. Kelelahan yang melanda banyak anggota juga berdampak pada keterlibatan mereka di SEF. Lelah bisa karena kegiatan SEF itu sendiri, organisasi di luar SEF, ataupun kepentingan akademis.
Dan setelah semua ini, seperti apakah amanah harus disikapi? Amanah seharusnya bukanlah suatu yang dirasakan sebagai beban yang memberatkan, bukan pula suatu kebanggaan terhadap prestasi, tapi keikhlasan dalam berjuang meraih tujuan. Tidak mudah memang. Keluh kesah hampir selalu ada, kelelahan sering menciutkan semangat, tidak tercapainya tujuan berbuah kebosanan, dukungan dari orang-orang yang diharapkan yang tidak selamanya ada. Tapi doa ini tetap terucap. Ketika hati serta pikiran manusia sudah tidak mampu lagi mencapai, bukankah pada Allah juga orang akan berserah.

Selamat berjuang adik-adikku..
Maafkan kami yang belum sepenuhnya bisa menjadi tauladan bagi kalian..
Semoga kita selalu diberi kesempatan untuk bisa berkontribusi bagi kejayaan umat..
Fight for islamic economics! Semangat!! ^^


* Sekjend Sharia Economics Forum UGM 2008, Mahasiswa Akuntansi 2006 UGM.

Jumat, 16 Januari 2009

Ralat : Westlife

Berhubung banyaknya komplain yang dateng atas postinganku terdahulu yang berjudul Westlife, maka dengan ini saya memohon maaf sebesar2nya.. Sumpah loh, nggak ada niatan jelek pas mosting itu.. Cuma aku-nya aja yang sok tau, makanya salah kasih informasi, hehe! Maaf ya pembaca (apalagi buat fansnya), aku sudah menyesatkan kalian.. Westlife belum bubar koq..
maaf ya..

dimaafin khan? ^^
Hepi Nu Yirr! (telat!)